Senin, 14 Desember 2015

Jika Terbukti Lalai, Tiga Guru Pendamping Bakal Jadi Tersangka


KABAR BERITA JOMBANG : Polisi menyelidiki tewasnya empat siswi SD Negeri Sukorejo I Jombang peserta outbond akibat terpeleset dan tenggelam di kubangan bekas galian tanah (tambang C) ilegal di Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Sabtu (12/12) baru lalu kini diselidiki aparat Kepolisian setempat. Jika terbukti melakukan kelalaian, tiga orang guru pendamping bakal dijerat sebagai tersangka karena dinilai lalai. Lansir (beritasatu).
“Keempat siswa kelas IV SD Negeri Sukorejo 1, Kecamatan Perak, Jombang, yang tewas tenggelam bersamaan di kolam bekas lahan galian C saat kegiatan jalan sehat dan pengenalan lingkungan itu adalah Eva Trianggarini (10), Fatikhatul Khusna Aprilia (10), Anggi Arianti (10), dan Devi Anugrah Cahyani (11). Seluruh korban siswi kelas IV dan beralamat di Desa Sukorejo, Kecamatan Perak,” ujar Kapolsek Perak AKP Mudjiono yang dikonfirmasi, Senin (14/12).
Lebih lanjut Kapolsek menjelaskan, bahwa penyelidikan terus dilakukan dan jika para guru pendamping itu terbukti lalai, maka bisa ditetapkan menjadi tersangka. “Penentuan itu masih menunggu hasil gelar perkara yang akan kita lakukan setelah semua barang bukti, termasuk keterangan para saksi mata berhasil dikumpulkan,” ujar AKP Mudjiono lagi.
Para guru pendamping itu menurut Kapolsek seharusnya ekstrahati-hati sebelum mengajak siswanya melaksanakan kegiatan di luar sekolah. “Seharusnya diprediksi dulu, apakah lokasi bekas tambang galian C (tanah uruk) itu membahayakan keselamatan anak didiknya yang usianya masih anak-anak atau tidak. Sehingga petaka tersebut bisa dihindari,” ujarnya sambil menyebutkan, ketiga guru yang dimaksud masing-masing adalah, Suat Budi Santoso, Rohmanu Roqim, dan Wiwik Kamaindrawati.
Kepala Sekolah (Kasek) SDN Sukorejo 1, Sunaryo ketika dikonfirmasi terpisah mengatakan bahwa peristiwa tewasnya keempat muridnya itu merupakan musibah dan sama sekali tidak ada unsur kesengajaan. Seperti diungkapkan guru Suat Budi Santoso, ketika peristiwa maut tu terjadi, yang bersangkutan masih mendampingi siswa yang lain.
“Ada dua guru lainnya, yakni Rohmanu Roqim dan Wiwik Kamaindrawati mendampingi siswa yang mengeluh sakit,” ujar Suat usai dimintai keterangan di Mapolsek Perak, Senin kemarin.
Para guru pendamping menurut kesaksian Suat sudah memperingatkan siswa-siswinya agar tidak mendekat di lokasi kolam yang sedang berisi air hujan karena kedalamannya bisa membahayakan keselamatan jiwa. Suat mengaku tidak tahu persis bagaimana empat anak didiknya mengalami musibah tersebut. “Saya datang belakangan dan tahunya dilapori anak-anak bahwa ada yang hilang dan tenggelam,” ujarnya.
Para guru memang susah mengawasi anak satu per satu karena lokasi bekas tambang galian yang luas dan dan berbukit. Sunaryo berharap kepada para orang tua murid untuk tidak memperkarakan musibah itu sendiri karena tidak ada guru yang mencelakakan muridnya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar